Kini, istilah backpacker menjadi sangat populer. Banyak orang yang menasbihkan dirinya sebagai seorang backpacker. Saya sendiri masih sulit mengklasifikasikan antara traveler dan backpacker. Ada yang mengaku sebagai backpacker tapi tidak suka berjalan tanpa itinerary yang jelas. Berlabel backpacking, tapi cerewet soal penginapan. Lalu, apa bedanya dengan traveler pada umumnya? Karena menurut saya, backpacking bukan hanya sekedar tentang memanggul tas punggung yang besar, tetapi juga bagaimana cara seseorang menikmati perjalanannya, bersikap dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Anggaplah itu pemahaman pendek saya sebagai seseorang yang mengagumi para backpacker.
Saya sedikit kesal dengan para backpacker (jadi-jadian) yang masih saja membuang sampah sembarangan, masih membuat tulisan-tulisan vandalisme, dan masih merusak tumbuhan di hutan. Alasannya cukup mengesalkan, kami hanya penikmat alam, bukan pecinta alam. Hei, apa kabar dengan anak cucu kita nanti? Saya yang bukan seorang backpacker atau pun pecinta alam, masih sempat berfikir bahwa generasi berikutnya punya hak yang sama untuk menikmati beningnya laut dan segarnya udara gunung. Maka, teruntuk para penikmat alam, kasihanilah alam kita ini, setidaknya untuk anak cucu anda sendiri.
No comments:
Post a Comment