Monday, June 30, 2014

Selamat pagi, Pagi!

Bantu saya untuk menyugesti diri sendiri. Mengapa pagi menjadi tidak semenarik dulu. Saya sudah tidak lagi tergoda dengan udara pagi. Bahkan saya tidak lagi melirikkan mata ke arah timur setiap saya bangun dan bersiap untuk beraktivitas. Rumah kontrakan saya kurang ramah dengan pagi, lebih sering membuat saya malas-malasan di kasur daripada berjalan keluar mengisi ulang paru-paru dengan udara rendah polusi.

"Mbak Mimin, masih ingat tidak, setiap kita membuka pintu lab di lantai 3 kampus di pagi hari, tidak ada yang menarik selain suara berisik burung-burung yang berkicau di atas pohon. Rasanya menyebalkan bukan, tidak bisa merasakan lagi skenario pagi yang satu itu?"

"Mbak Mita, masih ingat rasanya keluar tenda di pagi hari di tepian laut? Ah, Mbak Mita pasti tidak pernah lupa. Itu skenario pagi yang membuat aku malas kembali ke rutinitas kuliah. Pasir pantai itu antagonis, Mbak. Membuat aku malas beraktivitas. Tidak produktif."

"Rayung, aku yakin suasana fajar di tepi pantai dengan latar perahu nelayan itu tidak mudah terhapus dari ingatan. Langit yang masih merah. Aku suka. Menarik, bukan? Atau kau lebih suka skenario pagi di pasar seni Bali? Berjalan melihat-lihat barang kerajinan yang dijual dengan harga murah. Kalau memang sudah tidak ada lagi skenario pagi yang menarik, kita masih punya simpanan skenario siang yang asyik. Yuk, Yung, kita bertemu di Taman Sulawesi, untuk menikmati siang yang manis, sembari makan eskrim murah Paddle Pop."