Hidup bahagia di usia matang adalah salah satu cita-cita saya. Saya berusaha tidak munafik dengan berkata saya tidak butuh uang, tetapi saya tidak muluk untuk menjadi sangat kaya atau hidup berlebihan. Saya ingin semuanya berjalan imbang, sederhana, sehat jasmani rohani, dan tentunya hidup tentram. Saya ingin tinggal di kota yang nyaman sambil menua nanti. Akan sangat menyenangkan jika mendapat bonus sebuah rumah kayu sederhana di tepian laut dengan kebun kecil di sampingnya. :)
Saya mencoba membuat daftar 5 tempat yang paling nyaman untuk tinggal versi saya.
5. Makasar
Saya belum pernah menjejakkan kaki di Pulau Sulawesi. Saya ingin sekali merasakan atmosfer bermasyarakat di pulau bagian timur Indonesia ini. Saya ingin berbaur dengan orang-orang baru disana, mengenal kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya, dan mengunyah makanan-makanan enaknya setiap hari. Saya belum banyak tahu tentang kota ini, hanya sebatas Pantai Losarinya yang sudah terkenal itu dan kuliner autentiknya yang enak. Namun, sering saya dengar kalau Sulawesi adalah surganya bawah laut. Jadi, kalau saya mulai bosan dengan kota ini, menjelajah Sulawesi lebih jauh sepertinya akan sangat menarik.
Saya belum pernah menjejakkan kaki di Pulau Sulawesi. Saya ingin sekali merasakan atmosfer bermasyarakat di pulau bagian timur Indonesia ini. Saya ingin berbaur dengan orang-orang baru disana, mengenal kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya, dan mengunyah makanan-makanan enaknya setiap hari. Saya belum banyak tahu tentang kota ini, hanya sebatas Pantai Losarinya yang sudah terkenal itu dan kuliner autentiknya yang enak. Namun, sering saya dengar kalau Sulawesi adalah surganya bawah laut. Jadi, kalau saya mulai bosan dengan kota ini, menjelajah Sulawesi lebih jauh sepertinya akan sangat menarik.
4. Mataram - Lombok
Masih karena keindahan alamnya, saya menaruh kota ini di urutan 4 sebagai kota paling nyaman versi saya. Pulau Lombok yang bisa menyandingi kemahsyuran Bali ini memang indah. Mulai dari pantai-pantainya yang masih alami, perpaduan berbagai kultur yang menarik, sampai eksotisme gunung tertinggi kedua di Indonesia yang memikat. Meskipun alamnya masih alami, bukan berarti pulau ini minim fasilitas. Infrastruktur sudah lama menggeliat, transportasi umum sudah banyak berkembang, akses ke luar pulau juga lebih mudah. Apalagi saat ini sudah banyak penerbangan murah dari Lombok ke Jawa sebagai antisipasi kalau saya merindukan kampung halaman.
Masih karena keindahan alamnya, saya menaruh kota ini di urutan 4 sebagai kota paling nyaman versi saya. Pulau Lombok yang bisa menyandingi kemahsyuran Bali ini memang indah. Mulai dari pantai-pantainya yang masih alami, perpaduan berbagai kultur yang menarik, sampai eksotisme gunung tertinggi kedua di Indonesia yang memikat. Meskipun alamnya masih alami, bukan berarti pulau ini minim fasilitas. Infrastruktur sudah lama menggeliat, transportasi umum sudah banyak berkembang, akses ke luar pulau juga lebih mudah. Apalagi saat ini sudah banyak penerbangan murah dari Lombok ke Jawa sebagai antisipasi kalau saya merindukan kampung halaman.
3. Bandung
Ada satu hal yang menjadi madu bagi saya untuk tinggal di kota ini, kulinernya. Semua pasti sependapat, Bandung adalah surga makanan enak. Saya berharap hari saya tidak akan membosankan dengan dikelilingi makanan-makanan enak. Selain bisa memanjakan perut, di Bandung saya juga bisa menjaga mata saya tetap segar dengan banyak mengunjungi wisata-wisata alamnya yang indah. Kota ini dikelilingi gunung-gunung yang siap memberi saya pasokan udara segar setiap saat.
Ada satu hal yang menjadi madu bagi saya untuk tinggal di kota ini, kulinernya. Semua pasti sependapat, Bandung adalah surga makanan enak. Saya berharap hari saya tidak akan membosankan dengan dikelilingi makanan-makanan enak. Selain bisa memanjakan perut, di Bandung saya juga bisa menjaga mata saya tetap segar dengan banyak mengunjungi wisata-wisata alamnya yang indah. Kota ini dikelilingi gunung-gunung yang siap memberi saya pasokan udara segar setiap saat.
Saya suka dengan orang-orang berpikiran kreatif, dan mereka ada di Bandung. Saya berpikir bahwa kota ini akan selalu menarik dengan banyak hasil otak kreatif masyarakat Bandung. Di kota kembang ini juga banyak orang-orang pintar datang dari penjuru tanah air untuk menuntut ilmu. Paling tidak bermasyarakat di kota ini akan terasa lebih nyaman dibanding Jakarta yang penuh sesak dengan orang-orang individualis.
2. Bali
Pulau yang menjadi primadona wisata di Indonesia ini memang selalu menarik perhatian saya. Karena saya adalah pecinta pantai dan selalu terobsesi untuk menghabiskan masa tua saya di daerah pesisir pantai, saya sempat meletakkan Bali di urutan jawara. Namun, karena saya merasa sedikit kesulitan mencari makanan halal dan tempat ibadah di tempat ini, maka saya menggesernya ke urutan kedua. Di luar semua itu, saya tetap mengagumi semua eksotisme Bali. Mulai dari jajaran pantainya yang indah, dataran tingginya yang nyaman, sampai seni dan kulturnya yang masih melekat kuat di masyarakat. Bahkan saya cukup senang hanya dengan mendengarkan alunan musik khas Bali, sebuah hiburan auditif sederhana.
Pulau yang menjadi primadona wisata di Indonesia ini memang selalu menarik perhatian saya. Karena saya adalah pecinta pantai dan selalu terobsesi untuk menghabiskan masa tua saya di daerah pesisir pantai, saya sempat meletakkan Bali di urutan jawara. Namun, karena saya merasa sedikit kesulitan mencari makanan halal dan tempat ibadah di tempat ini, maka saya menggesernya ke urutan kedua. Di luar semua itu, saya tetap mengagumi semua eksotisme Bali. Mulai dari jajaran pantainya yang indah, dataran tingginya yang nyaman, sampai seni dan kulturnya yang masih melekat kuat di masyarakat. Bahkan saya cukup senang hanya dengan mendengarkan alunan musik khas Bali, sebuah hiburan auditif sederhana.
1. DIY Jogjakarta
Seperti namanya, kota ini memang istimewa. Istimewa dengan segala daya tariknya. Ya, saya mencintai kota ini dalam paket lengkapnya. Di kota ini saya bisa menyambangi pantai-pantai cantik di Gunung Kidul setiap saat saya mau. Selain itu saya hanya perlu beranjak beberapa kilometer dari kota ini saat rindu udara gunung yang menyegarkan paru-paru saya. Di kota ini pula nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masih terasa hangat. Dan semuanya itu beradu sangat cantik dengan masyarakatnya yang ramah. Medhok jawa kalem yang menjadi identitas masyarakatnya ini serasa lebih mudah mengakrabkan saya dengan penduduk asli, sangat berbeda dengan logat Suroboyo yang terkesan sedikit kasar.
Seperti namanya, kota ini memang istimewa. Istimewa dengan segala daya tariknya. Ya, saya mencintai kota ini dalam paket lengkapnya. Di kota ini saya bisa menyambangi pantai-pantai cantik di Gunung Kidul setiap saat saya mau. Selain itu saya hanya perlu beranjak beberapa kilometer dari kota ini saat rindu udara gunung yang menyegarkan paru-paru saya. Di kota ini pula nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masih terasa hangat. Dan semuanya itu beradu sangat cantik dengan masyarakatnya yang ramah. Medhok jawa kalem yang menjadi identitas masyarakatnya ini serasa lebih mudah mengakrabkan saya dengan penduduk asli, sangat berbeda dengan logat Suroboyo yang terkesan sedikit kasar.
Banyak hal yang menarik hati saya untuk menetap di Kota Keraton ini. Saya suka dengan makanan-makanan murahnya yang enak, saya suka jalanannya yang masih teratur, dan saya suka sekali hidup berdampingan dengan orang-orang terpelajar dari penjuru negri yang menuntut ilmu di Jogjakarta. Fasilitas transportasi umum di kota ini juga cukup memadai, mulai dari bus transjogja yang nyaman sampai becak tradisional yang banyak tersebar di seluruh kota. Dan, untuk orang dengan kebutuhan modernitas yang tidak terlalu tinggi seperti saya, Amplas dan jajaran department store di Malioboro sepertinya sudah cukup.
Di kota dengan tingkat kebahagiaan penduduk paling tinggi ini, saya merasa tentram, bahkan hanya dalam kesederhanaan. Saya merasa benar-benar ada di rumah, rumah sebagai tempat saya selalu ingin pulang dan merasa nyaman meskipun tidak berbuat apa-apa. Katakanlah saya sedang bosan dan tidak tahu harus berbuat apa, maka duduk manis di alun-alun Kota Jogja di malam hari akan menjadi pilihan yang menarik. Yah, saya ingin menua di Jogja..
"Saat kita sibuk mengejar kebahagiaan, sebenarnya kita tidak sadar bahwa saat itu kita sedang tidak bahagia."