"Sudah 23 tahun, Yung. Bagaimana rasanya? Ada yang spesial? Hm, mungkin hampir sama denganku, tak ada yang spesial dengan ulang tahun ketiga saat usia berkepala dua ini. Hahaha. Hanya jatah hidup kita yang semakin berkurang, tapi paling tidak di hari ini akan ada banyak doa baik menyertaimu, kan. :)"
Awina Rayungsista |
Awina Rayung di usia 23 ini, masih sama seperti Rayung yang pertama saya kenal sepuluh tahun lalu. Masih dengan rambutnya yang pendek, dengan tingkahnya yang tidak tahu malu, dan masih dengan kebiasaannya mengolok-olok dirinya sendiri. Penampilannya yang cuek, tomboi, dan sederhana ini memang sudah melekat sejak SD. Menurutnya itu yang paling nyaman. Kalau sudah menyentuh tentang selera, apapun sudah tidak bisa diperdebatkan.
Rayung adalah teman baik saya sejak SMP. Meskipun bentuknya seperti preman, tapi hatinya sangat baik. Salah satu sifatnya yang paling saya suka adalah keinginan dan kesediaannya yang cukup besar untuk membahagiakan teman dengan makan bersama tanpa harus mengeluarkan uang. Em, atau mungkin saya menyebutnya dengan "hobi menraktir".
Saya belajar banyak dari seorang Rayung, terutama tentang kesederhanaan dan kepedulian. Rayung yang sudah menjadi teman baik saya sejak lama, sedikit banyak telah menularkan sifat-sifatnya pada saya, termasuk kejayusannya. Hahaha. Meskipun banyak hal dari kami yang tidak selaras, tapi sampai saat ini saya masih betah untuk berkawan baik dengannya. Rayung yang sering memberikan saya tumpangan ke sekolah saat SMA, Rayung yang menjadi teman bolos les saya, Rayung yang mau diajak melakukan hal-hal tidak penting, Rayung yang bersedia meminjami saya uang dan barang setiap saat (sudah sadar kah kau Rayung kenapa aku mau berteman denganmu? Hahaha).
Saya ingat jelas catatan-catatan saya tentang seorang Rayung: orang yang sangat menyukai kulit ayam dan durian, orang yang sering menggerutu pada tukang parkir dan supir bemo, orang dengan reflek yang berlebihan, orang yang sangat suka menolong, dan orang yang selalu bisa menjadi dirinya sendiri. Dia satu-satunya kawan yang selalu menegur saya di setiap tindakan saya yang salah. Dia yang bersama-sama saya menggembel di Plaza Surabaya untuk membeli 2 paket Hokben hanya dengan celana pendek dan kaus tidur. Dia yang mempunyai obsesi sama dengan saya untuk mencoba takjil-takjil gratis di banyak masjid di Surabaya. Dia juga yang mau bersama saya berkeliling kota memasuki Indomaret satu per satu hanya untuk mendapatkan sebuah Pulpy Orange yang baru saja di-launching.
Selamat ulang tahun, Rayung. Semoga menjadi anak yang berguna bagi orang tua, bangsa, dan agama. Semoga dilancarkan dalam segala hal. Semoga selalu sehat dan dilindungi oleh-Nya. Semoga bisa mencapai semua cita, menjadi dokter yang mulia, dan memiliki lahan parkir yang sangat luas..