Saturday, October 18, 2014

Petrichor

13.29
Setelah sangat lama, akhirnya hujan turun. Yeah. Saya suka sekali aroma tanah kering yang beradu dengan air hujan. Seperti menutup dahaga yang sudah terlalu panjang. Segar.

Hari ini, saat saya tengah asyik dengan kudapan-kudapan siang, rumah kontrakan saya diguyur hujan. Deras. Hujan yang sudah kami tunggu untuk membersihkan udara kami, yang akhir-akhir ini lebih akrab dengan kabut asap dan debu jalanan.

Sebentar lagi, rumput liar di halaman depan akan memanjang, menyaingi rumput di samping rumah yang 3 bulan ini terairi oleh kran kami yang bocor.
Sebentar lagi, pohon meranggas milik tetangga depan rumah akan menghijau kembali.
Dan, sebentar lagi, jalan berpaving di depan rumah akan lebih ramah tanpa debu jalanan.

Selamat datang, sore hari yang segar.

*Kalau membaca tulisan ini, teman dekat saya, Gussita, pasti akan mengolok-olok kalimat terakhir saya. Tapi saya yakin, kalau dia ada di sini, pasti akan keluar kalimat-kalimat lebih alay dan tidak berguna dari dia.

Sunday, October 12, 2014

Seperti Sakit

Saya      : Bu Guru, hati saya sekeras batu. Itu membuat saya sakit.
Bu Guru : Belajarlah untuk meluluhkan hati.
Saya      : Saya sombong, Bu.
Bu Guru : Belajarlah untuk merendahkan hati.
Saya      : Sulit sekali, Bu Guru.
Bu Guru : Mulailah belajar, karena kamu tidak akan pernah bisa jika tidak belajar.

Saya berdoa, "Ya Allah, sembuhkanlah sakit ini. Penyakit ini sangat menyakitkan.."